Marilah Berintrepreneur......( memotivasi diri sendiri )
Mimpiku dan Mimpimu.......
![]() |
aku dan sahabat Per Batch 1 |
![]() |
my suport |
![]() |
lapis cintaku |
Kadang kala............para penjual penganan untuk dapat menyediakan seluruh kebutuhan konsumen di setiap booth (warung atau kedai kecil tempat menjajakan sesuatu) mereka. Sehingga sering terlihat beberapa kedai atau warung yang berdekatan menjajakan penganan yang sama jenisnya bahkan ada pula yang sama merek dagangnya.Hal ini biasanya terjadi karena dua hal. Pertama, karena pedagang tidak ingin mengecewakan pelanggan mereka sekaligus untuk tetap “mengikat” pelanggan agar secara teratur singgah ke booth mereka. Kedua, karena penjualan produk-produk yang ada semakin melemah. Inti dari upaya ini adalah agar pedagang tetap memperoleh fulus dari booth mereka apapun caranya. Upaya tersebut pada dasarnya menempatkan modal lebih banyak sebagai investasi dengan tingkat pengembalian yang kurang menjanjikan.Kalau begitu, bagaimanakah caranya menempatkan penambahan investasi yang dapat menaikkan penghasilan secara signifikan? Ada empat cara yang patut ditempuh. Pertama, mencari bahan baku kreativitas dengan mengukur kecenderungan pembeli. Kedua, menggunakan kreativitas untuk mengubah penampilan produk. Ketiga, mengubah display (pajangan) produk. Keempat, bertindak tepat waktu.Pada dasarnya kelemahan pemasaran dapat diketahui melalui interaksi dengan konsumen dari waktu ke waktu. Setiap kali konsumen datang ke booth dan mulai memindai dagangan Anda, preferensi atau kecenderungannya sangat mudah ditebak. Apalagi jika, sebagai pedagang, kita mendapatkan masukan langsung dari mereka terutama saat mereka mencoba untuk menolak penawaran kita.
Hampir semua konsumen akan memiliki preferensi tertentu terhadap kualitas produk, penampilan produk, harga, desain kemasan, volume pengemasan dan cara pelayanan. Tidak sedikit konsumen yang berkeinginan untuk membeli dalam jumlah sedikit tetapi mengalami kesulitan karena produk tidak dipasarkan dalam porsi kecil. Ada pula konsumen yang tidak jadi membeli karena ketidaknyamanan saat membawa produk dalam perjalanan terutama karena kemasan yang tidak dapat ditutup kembali. Beberapa konsumen mengeluhkan produk yang penampilannya tidak cantik dan rapi.
Keluhan-keluhan yang sedemikian adalah bahan baku ciamik untuk memulai perubahan terhadap produk yang kita pasarkan. Penting diingat bahwa setiap produk memiliki daur hidupnya sendiri yang senantiasa membutuhkan perubahan agar tidak tergilas oleh pesaing Anda. Alih-alih hanya menjual lapis pisang atau lapis pandan dalam kemasan kotak berukuran 24 cm persegi, mengapa tidak dicoba untuk menjualnya dalam kemasan seukuran kotak rokok yang diisikan tiga kerat kecil lapis cinta yang dibalut plastik tipis? Bandingkan pula hasilnya apabila penjualan keripik tempe disajikan dalam ukuran yang lebih kecil daripada setengah kilogram. Selain volume, motif penyajian juga penting untuk diperhatikan. Bukankah penyajian keripik dalam kemasan kantong plastik satu kilogram dengan cara menumpuk-numpuk terlihat kurang menarik dibandingkan dengan yang disusun rapi seperti pasukan baris berbaris? Produk pasti akan kurang laku apabila tidak lagi memenuhi selera pasar atau tidak mampu mengikuti keinginan konsumen yang cepat berubah.Dalam memperbaiki penampilan penjual dapat mendayagunaan kreatifitasnya untuk memberikan keunikan kepada produk yang dijual. Keunikan yang dimaksud disini terkait dengan memberikan alternatif kepada konsumen daripada mendapatkan sekedar produk yang biasa-biasa saja. Sebagai contoh saya penjual nasi, karena persaingan yang tinggi, memilih menjual nasi ungu daripada sekedar nasi putih atau kuning. Nasi ungu juga menjadi alternative yang akan saya sajikan di warung atau kedai saya nantinya,apabila saya sebagai pengusaha katering saya akan menawarkan menu nasi goreng hijau ( ide dari Wai Wai yang mau makan nasi goreng hijau) Nasi berwarna merah muda (pink) juga merupakan sebuah alternatif perubahan yang baik pula setelah ada Siomay Yo Pink.
Yang tak kalah penting adalah menata display produk kita. Perhatikan bahwa pemajangan produk yang kurang menarik akan membuat pembeli meninggalkan booth kita. Warna yang sedikit berbeda yang terlihat di depan booth akan menarik minat konsumen lebih besar dibandingkan dengan penataan satu warna saja. Penataan pajangan yang biasa-biasa saja menunjukkan minat menjual yang juga biasa-biasa saja. Jika Anda menjual makanan, tidak ada salahnya untuk memajang minuman tertentu sebagai display di kedai kita. Di usahakan untuk menata display dengan mempertimbangkan posisi pandangan konsumen yang paling dominan. Letakkan produk unggulan kita pada posisi yang paling mudah diamati oleh konsumen bahkan dari jarak jauh. Jangan lupa pula untuk memasang papan nama pada booth kita agar konsumen mudah mengingatnya.
Semua hal yang dibincangkan diatas menjadi tidak banyak pengaruhnya apabila kita melakukannya bukan pada waktu yang tepat. Kebiasaan yang menjadi tradisi adalah pembunuh nomor satu bagi kreatifitas. Jangan karena pesaing kita tidak melakukan hal-hal untuk mengatasi kelesuan penjualannya kita pun ikut-ikutan malas melakukannya. Jangan sampai pula Anda hanya menjadi pengikut setelah orang lain lebih dahulu melakukan perubahan. Marilah memulai dari sekarang agar kita tidak terlambat dan cuma bisa jadi pengikut.
Note :
Jadi seorang Entreprneur tidak harus orang yang kuliah tinggi atau keturunan ningrat ,tapi seorang yang bisa menciptakan inovasi dan kreativitas dan peluang usaha,kata Bpk Ciputra,yaitu mengubah rongsokan menjadi Emas "
salam 3E
By Nick Manggo
Per Batch 1
Ritel Is Detail.......:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar